PENYAKIT GUNUNG ( HIPOTHERMIA )
Hipotermia adalah kematian akibat kecelakaan di gunung atau gejala kakunya tubuh disebabkan terjadinya eksposur ( kehilangna panas tubuh ). Hal yang penting tentang hipotermia adalah menurunnya suhu tubuh. Masalah ini bukan hanya terjadi karena hawa terlalu dingin, tetapi bisa juga karena pakaian yang basah sehingga mengurangi nilai insulasi ( kemampuan untuk menahan panas ) sampai 90 %.
Gejala – gejala yang dialami penderita hipotermia sampai mengalami kematian yaitu :
SUHU TUBUH ( C ) | GEJALA - GEAJALA |
37 | Suhu normal |
35-36 | Menggigil hingga bulu kuduk berdiri tetapi masih terkendali, gerak langkah mulai lambat dan perkataan tidak jelas. |
33-35 | Pengambilan keputusan dan koordinasi mulai kabur, langkah kaki sering tersandung dan berbicara kasar. |
33 | Semakin menggigil, denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun. |
29-32 | Berhenti menggigil, semakin bingung, hilang ingatan, gerakan tersentak – sentak, dan bola mata mulai membesar. |
28-29 | Otot menjadi kaku, bola mata membesar, denyut nadi melemah atau tidak teratur, tarikan nafas melemah, warnamkulit kebiru – biruan, tingkah laku kacau dan semakin tidak sadar. |
27 | Pingsan, bola mata tidak bisa merespon adanya cahaya, gerak refleks menghilang, tampak seperti sudah meninggal. |
26 | Koma, sudah gawat, suhu tubuh menurun drastis. |
20 | Denyut jantung berhenti ( meninggal dunia ). |
Beberapa hal yang harus dilakukan jika melihat gejala - gejala hipotermia untuk menanggulanginya adalah :
a. Jangan biarkan orang yang terkena hipotermia tertidur karena dapat membuat hilangnya kesadaran sehingga tidak mampu lagi untuk menghangatkan dirinya sendiri.
b. Berikan minuman hangat dan manis.
c. Gantilah pakaian yang basah dengan pakaian yang kering.jika tersedia.
d. Usahakan mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan mendirikan tenda atau perlindungan lain.
e. Jangan membaringkan penderita di tanah tanpa alas.
f. Masukkan penderita ke dalam kantong tidur dan usahakan kantong tidur tersebut dihangatkan terlebih dahulu oleh orang yang sehat.
g. Letakkan botol yang telah diiisi air hangat ke dalam kantong tidur untuk membantu memanaskan kantong tidur tersebut.
h. Apabila kantong tidur tersebut cukup besar maka orang yang sehat bisa masuk berdua secara berdampingan dan keduanya sebaiknya sama jenis dan telanjang.
i. Jika bisa dan memungkinkan buatlah perapian di sisi penderita.
j. Segera setelah penderita sadar, berikan makanan yang manis karena hidrat arang merupakan bahan baker yang cepat menghasilkan panas dan tenaga.
GANGGUAN UMUM
A. Lena atau Collapse
Lena terjadi akibat kurangnya darah yang mengalir ke otak. Gejala - gejala yang timbul yaitu :
ü Pusing, mual, dan denyut nadi melemah
ü Nafas tidak teratur
ü Mata berkunang – kunang
Cara pertolongan pertama adalah :
¨ Baringkan korban dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
¨ Longgarkan segala yang menyangga atau mengikat tubuhnya untuk memudahkan pernafasan.
¨ Usahakan agar korban mendapatkan udara segar.
¨ Usahakan agar tubuh korban tetap hangat.
B. Shock
Shock adalah suatu keadaan yang timbul dimana system peredaran darah dalam tubuh terganggu sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Alat – alat tubuh kehilangan cairan dan zat- zat yang dibutuhkan sehingga fungsi alat – alat tubuh terganggu.
Gejala – gejala shock :
ü Kesadaran penderita menurun
ü Denyut nadi cepat, melambat kemudian melemah
ü Kulit penderita dingin, lembab, dan pucat
ü Nafas dangkal dan kadang – kadang tidak teratur
ü Penderita merasa mual dan ingin muntah
ü Mata penderita tampak hampa dan pupil mata melebar
Cara pertolongan pertama :
¨ Baringkan tubuh penderita dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, kecuali terjadi gegar otak atau patah tulang.
¨ Tarik lidah penderita keluar dan bersihkan mulut dan hidung dari sumbatan.
¨ Selimuti tubuh penderita.
¨ Hentikan pendarahan jika ada.
¨ Apabila terjadi patah tulang, segera pasang bidai sebelum penderita dibawa ke rumah sakit.
C. Pingsan
Pingsan terjadi karena terganggunya fungsi otak sehingga korban tidak sadarkan diri. Dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya keracunan, kekurangan oksigen, sengatan panas matahari, pendarahan otak, kesakitan dan sebagainya. Cara pertolongan pertama sama dengan lena atau shock dilengkapi dengan rangsangan bau yang harum atau menyangat untuk menyadarkan korban.
D. Mati Suri
Mati suri adalah keadaan dimana penderita mengalami antara mati dan pingsan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Gejala mati suri yaitu :
ü Muka pucat, bola mata melebar dan jika terkena cahaya tidak menyempit
ü Denyut nadi tidak terasa
ü Pernafasan dada tidak tampak
Tidak banyak pertolongan yang dapat diberikan jika korban sudah dalam keadaan seperti ini. Sebaiknya korban dibawa ke rumah sakit secepatnya.
E. Keracunan
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah :
¨ Muntahkan isi perut yang telah masuk dengan cara yang benar dan tidak mencelakakan.
¨ Korban segera minum norit, putih telur, susu murni atau air kelapa dan air putih sebanyak – banyaknya untuk menawarkan racun yang masih tersisa di perut.
¨ Bersihkan saluran pernafasan korban dari kotoran, lendir atau muntahan.
¨ Jangan berikan pernafasan dari mulut ke mulut.
F. Pendarahan
Pendarahan terdiri dari tiga macam, yaitu :
1. Pendarahan luar
Pendarahan luar terjadi karena ada luka atau terbukanya pembuluh darah. Misalnya pendarahan pembuluh nadi, pendarahan pembuluh balik, dan pendarahan pembuluh kapiler.
Cara pertolongan pertama adalah :
¨ Bersihkan luka dengan kapas atau tissue bersih dengan rivanol atau alkohol secukupnya. Bisa juga dengan menggunakan air bersih.
¨ Berikan obat penghenti pendarahan dan obat antiseptik.
¨ Balut luka sesuai dengan besarnya luka jika diperlukan.
2. Pendarahan dalam
Tidak ada luka terbuka yang mengakibatkan keluarnya darah. Pendarahan dalam misalnya memar atau bengkak. Cara pertolongannya adalah tekan dengan jari tangan, dengan pembalut darah dan dengan penasat darah. Cara memasang penasat darah yaitu :
¨ Penasat darah dipasang antara luka dan jantung.
¨ Penasat darah dikendorkan setiap 20 menit selama 30 detik untuk memberikan makanan pada jaringan di bawahnya.
¨ Penasat darah dikendorkan atau dilepas di rumah sakit untuk perawatan selanjutnya.
3. Pendarahan karena daerah tinggi
Pendarahan ini umumnya terjadi pada saat berada di daerah dengan ketinggian di atas 2000 meter dari permukaan laut ( mdpl ). Pendarahan ini meliputi :
a. Pendarahan hidung ( mimisan )
Cara pertolongan pertama adalah :
¨ Penderita mimisan duduk dengan kepala agak menunduk, hal ini untuk mencegah agar darah tidak terhisap ke paru – paru.
¨ Masukkan sugulung kecil kapas atau kain kassa steril ke dalam lubang hidung, jika memungkinkan basahi terlebih dahulu kapas atau kassa steril tersebut dengan larutan hydrogen peroksida terlebih dahulu.
¨ Kadang – kadang hanya dengan menekan atau memijit hidung, pendarahan dapat dihentikan.
b. Pendarahan telinga
Pertolongannya sama dengan mimisan tetapi tidak boleh dipijit.
c. Pendarahan pada kuku
d. Pendarahan pada rongga perut
Secara umum, penanganan terhadap pendarahan adalah dengan pembalutan dan pemasangan bidai. Tujuan dari pembalutan adalah :
ü Menutup luka agar tidak terinfeksi kuman
ü Menahan pendarahan
ü Mengurangi gerakan yang dapat menimbulkan bertambahnya pendarahan dan atau luka
Sedangkan tujuan dari pembidaian adalah :
ü Mencegah pergeseran tulang yang patah
ü Memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
ü Mengurangi rasa sakit
ü Mempercepat proses penyembuhan
G. Bahaya Gigitan Binatang
1. Gigitan ular
Setiap ada korban gigitan ular, usahakan secepat mungkin ( maksimal dalam waktu dua jam ) segera dibawa ke rumah sakit terdekat, karena dikhawatirkandapat mengakibatkan kematian. Jika bisa usahakan diberi pertolongan pertama secepatnya apabila tidak memungkin untuk dibawa ke rumah sakit dalam waktu yang singkat.
Cara pertolongan pertama adalah :
¨ Tetap tenang karena banyak kasus kematian digigit ular lebih karena panic dibandingkan racun bisa ular itu sendiri.
¨ Bunuh ular tersebut untuk diidentifikasi sehingga dapat dikenali jenis bisa yang masuk.
¨ Usahakan bekas gigitan lebih pendek dari jantung atau ikat bagian atas gigitan ke arah jantung.
¨ Sedot darah dari luka bekas gigitan, jangan sampai tertelan sedikitpun, dengan syarat si penyedot tidak mempunyai luka dalam mulut sekecil apapun.
¨ Tempelkan potongan anak pohon pisang atau pohon lain yang sifatnya menyedot barang cair jika tidak ada yang memenuhi syarat untuk menyedot dengan mulut.
¨ Bersihkan luka bekas gigitan kemudian berikan obat atau penangkal dari bisa ular.
¨ Berbaring dan minum air sesering mungkin.
¨ Untuk membuat penangkal bisa ular yaitu ular sehat dimasukkan ke dalam cairan ( yang tidak berbahaya untuk luka manusia, misalnya bensin ) yang membuat ular terganggu , maka ular tersebut akan mengeluarkan cairan untuk menangkal cairan pengganggunya.
2. Gigitan lintah dan pacet
Cara pertolongannya :
a. Lepaskan lintah dengan bantuan air tembakau atau garam, jika sangat terpaksa langsung ditarik.
b. Jika ada tanda-tanda reaksi kepekaan, cukup digosok dengan obat atau salep anti gatal.
3. Lebah penyengat
Cara pertolongannya :
a. Menggunakan atau mengoleskan air bawang merah atau bawang nawuli atau bawang acar, caranya ambil 2 sampai 3 siung lalu remas hingga airnya keluar. Air hasil remasan inilah yang digunakan untuk mengolesi luka sengatan.
b. Selain itu tanah liat juga cukup mujarab unutk obat akibat sengatan lebah, yaitu dengan ditrempelkan di atas luka bekas sengatan tersebut.
c. Sembarangan bunga di pedesaan juga bisa untuk mengatasi sengatan lebah. Caranya dengan menggosokkan bunga pada bagian yang disengat.
PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT
Pertolongan pertama pada gawat darurat adalah suatu pertolongan, pengobatan dan perawawatan mendadak yang dilakukan dalam waktu yang singkat, cepat dan tepat dengan sifat sementara. Tujuan dari pertolongan ini adalah :
1. Mencegah bahaya maut, orang berada dalam bahaya maut, jika :
a. Perdarahan hebat baik di luar maupun di dalam
b. Dalam keadaan shock atau pingsan atau mati biologis
2. Mencegah bahaya cacat, cacat ada dua macam, yaitu :
a. Cacat jasmani, tidak berfungsinya atau hilangnya salah satu anggota tubuh atau pancaindra
b. Cacat rohani, keadaan gila bisa dialami oleh penderitaa, terutama jika terjadi kerusakan otak
3. Mencegah terjadinya kerusakan yang lebih luas
4. Mencegah bahaya infeksi
5. Mengurangi rasa sakit
Beberapa pedoman yang harus diperhatikan oleh seorang penolong adalah :
- Seorang penolong harus bersikap :
a. Tidak panik dan tenang dalam berfikir dan bertindak
b. Harus dapat mengamankan diri sendiri
c. Mengamankan penderita
d. Cepat dan tepat dalam bertindak
- Memperhatikan sekitar tempat kejadian, sebab kejadian, keadaan sekitar, keadaan cuaca, sikap dan letak penderita
- Memperhatikan keadaan penderita ; apakah korban sadar atau tidak, warna muka, denyut nadi dan pernafasannya, apakah ada perdarahan, luka atau patah tulang serta apakah korban masih atau sudah mati
- Merencanakan dengan hati-hati cara pertolongan yang akan dilakukan berdasarkan tujuan pokok
- Bila penderita telah mati, tindakan yang harus dilakukan adalah :
a. Merawat orang yang sudah mati
b. Melaporkan kepada pihak yang berwenang
c. Bersama yang berwenang membawanya ke rumah sakit
d. Memberitahu pihak keluarga penderita
Dalam kegiatan di alam terbuka atau bebas, kita mempunyai resiko untuk mengalami kecelakaan ringan atau berat. Oleh karena itu, seseorang yang sering bergaul dengan alam bebas wajib memiliki pengetahuan tentang PPPK. Pengetahuan ini akan terasa sekali manfaatnya di saat kita dihadapkan pada suatu keadaan sulit. Mungkin teman kita mengalami kecelakaan di suatu tempat yang jauh dan terpencil sedangkan kita harus secepatnya melakukan pertolongan untuk menyelamatkan jiwanya. Siapkah kita untuk menghadapi keadaan seperti ini? Penyebab utama kematian seseorang penderita gawat darurat adalah :
a. Gangguan pernafasan dan denyut jantung berhenti
b. Pendarahan
c. Shock
Bila kita menghadapi penderita yang tidak sadar, maka harus segera diperiksa pernafasannya dan denyut nadinya. Untuk memeriksa pernafasan dengan mendekatkan punggung tangan atau pipi ke hidung penderita. Rasakan adakah alitran udara dari hidungnya. Denyut jantung dapat diperiksa dengan cara memeriksa atau memegang denyut pembuluh nadi di leher. Bila penderita dalam keadaan henti nafas atau jantung, maka kita harus segera melakukan pertolongan. Seseorang tidak bernafas karena jalan nafasnya tersumbat atau membengkak.
Sementara pertolongan atau setelah pertolongan, kita dapat member tahu dokter dan mengirimnya ke rumah sakit. Tapi yang terpenting adalah harus memberikan pertolongan sedini mungkin, karena jika dalam waktu 4 sampai 6 menit tindakan tidak dilakukan, penderita tidak akan tertolong lagi.
Pertolongan terhadap penderita yang mengalami henti nafas dan henti jantung disebut juga Bantuan Hidup Dasar ( resusitasi ) dengan sistematika sebagai berikut :
1. Air way cleaning
Bebaskan jalan nafas dari sumbatan yang mungkin terjadi. Korban yang dalam keadaan tidak sadar dibaringkan di atas permukaan yang lurus dan datar. Jangan meletakkan sesuatu di bawah kepala, karena akan memperburuk keadaan ( missal diberi bantal ). Letakkan satu tangan di bawah leher dan angkat ke atas. Dorong kepalanya ke belakang dengan tangan yang lain di atas dahi. Pada posisi ini lidah tertarik ke atas dan jalan nafas akan terbuka. Letakkan korban dalam posisi miring dengan kepala dan leher tetap dipertahankan posisinya, agar sumbatan yang ada di jalan nafas mengalir keluar. Bersihkan jalan nafas dan mulut dari gumpalan darah atau muntahan dengan dua jari kita. Periksalah apakah korban sudah bisa bernafas setelah tindakan kita.
2. Breath helping
Jika korban tetap tidak bernafas atau pernafasannya tidak cukup, lakukanlah nafas buatan dari mulut ke mulut. Pernafasan dapat dilakukan yaitu dengan cara rapatkan mulut kita dengan mulut korban. Hidungnya dipijit rapat, kemudian hembuskan nafas ke dalam saluran pernafasan korban. Lihatlah apakah dada korban mengembang. Ulangi lagi hembusan, untuk penderita dewasa bisa dicoba 3 sampai 12 kali, untuk anak-anak sampai 20 kali. Untuk anak kecil mulut kita menutup hidung dan mulutnya sekaligus dan hembusan jangan terlalu kuat.
3. Circulation
Jika korban mengalami henti jantung ( tidak terasa denyut nadinya ), periksa reflek pupil matany. Jika pupil mata tidak bereaksi terhadap sinar, berarti penderita telah meninggal dunia ( otak sudah tidak berfungsi ). Namun jika pupil mata bereaksi ( mengecil ) terhadap sinar, kita harus melakukan pijat jantung luar. Karena henti jantung umumnya bersamaan dengan henti nafas, tindakan kita adalah memberikan nafas buatan dan pijat jantung luar secara bersamaan.
Carilah ujung dada iga depan atau ukur dua jari ke atas darim ujung dada, di sinilah kita melakukan pijat jantung. Letakkanlah pangkal telapak tangak pada daerah tersebut dan satun telapak tangan yang lain menumpang pada tangan pertama, siku harus pada posisi lurus. Tekan kemudian kendurkan secara berulang. Bila hanya seorang diri yang harus melakukan pernafasan buatan dan sekaligus pijat jantung, tiupkan nafas terlebih dahulu dua kali, lalu pijat jantung 15 kali. Ulangi cara tersebut hingga korban dapat bernafas sendiri. Setelah 15 sampai 20 menit tidak berhasil kemungkinan korban tidak tertolong lagi. Bila ada dua orang penolong, setiap sekali hembusan lakukan 5 kali pijat jantung. Ini dilakukan bergantian dengan satu penolong lain.
Ada beberapa gangguan kesehatan yang perlu diperhatikan karena akan berakibat fatal dan harus segera di bawa ke rumah sakit. Gangguan tersebut antara lain :
1. Pendarahan dan patah tulang
Jika penderita terluka dan terjadi pendarahan berwarna merah segar, sifatnya menyembur seolah berdenyut seirama dengan denyut jantung, kita harus segera bertindak. Ini berarti terjadi pendarahan pembuluh nadi dan akan berbahaya jika dibiarkan. Hal yang dapat dilakukan yaitu :
a. Ambil kassa steril atau kain bersih, lipat menjadi tebal, lalu tutup daerah luka dengan menekan. Tekanan harus dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai ada pertolongan dokter atau perawat. Jika kassa sudah terlalu basah oleh darah, segera ganti dengan yang baru. Bagian badan yang pendarahan diangkat lebih tinggi dari dada.
b. Menghentikan pendarahan yang besar dapat pula dibantu dengan penekanan pada tempat tertentu. Untuk pendarahan kepala, ditekan pembuluh darah di depan telinga agak ke atas sedikit. Untuk pendarahan muka, tekan depan bawah telinga dekat ujung kepala dagu. Untuk pendarahan muka dan kepala, tekan lengan atas bagian dalam di atas siku. Untuk pendarahan tungkai bawah, tekan di lipatan paha bagian bawah.
c. Penderita segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Jika luka disertai patah tulang bagian yang patah tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harus dipertahankan agar tidak bertambah parah. Jangan mengangkat korban dengan kasar. Jika ada luka atau pendarahan hebat segera dibalut untuk menghentikan pendarahan. Kemudian buat bidai dari kayu atau karton yang dibungkus kain kassa. Panjang bidai harus melewati 2 cm di antara tulang yang patah. Lakukanlah pengikatan bidai dengan kain segitiga atau kassa. Jika terjadi patah tulang lengan bawah, dapat pula dibuat gendongan tangan dengan kain segitiga. Yang paling sulit adalah jika terdapat patah tulang leher atau tulang belakang, harus hati-hati ketika akan mengangkat korban. Pada kasus ini korban harus diletakkan di atas papan datar, lalu dapat dipindahkan.
Untuk korban dengan patah tulang dan atau pendarahan hebat, tetap harus selalu diawasi, jangan sampai terjadi gangguan henti nafas atau jantung.
2. Gangguan umum
Gangguan umum adalah terpengaruhnya keadaan fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan. Diantaranya adalah :
a. Lena
Gejala subyektif :
· Pusing
· Telnga mendengung
· Mual
· Mata berkunang
· Merasa lemas
Gejala obyektif :
· Keluar keringat dingin
· Pucat
· Denyut nadi lemah
· Jika ditanya tidak segera menjawab dan tidak tegas
Sebabnya karena peredaran darah ke otak berkurang. Misalnya :
· Emosi yang hebat
· Baru sembuh dari sakit, keadaan tubuh masih lemas
· Keadaan perut kosong
· Banyak mengeluarkan tenaga
· Karena kepanasan atau kedinginan
· Jaringan otak kekurangan oksigen
Pertolongan :
· Korban dibawa ke tempat yang teduh dan aman
· Tidurkan dalam posisi telentang. Kepala lebih rendah jika wajah pucat, atau lebih tinggi jika wajah merah
· Kepala dimiringkan
· Longgarkan pakaian yang mengikat
· Jika kepanasan, bersihkan keringat dan kompres dingin kepalanya
· Jika kedinginan, selimuti agar badannya hangat kembali
· Jika korban sudah benar-benar sadar dan minta minum, jangan diberi air dingin
b. Shock ( pragugat dan gugat )
Shock adalah suatu keadaan dimana otak dan alat vital lainnya kekurangan darah karena berbagai sebab. Penyebabnya :
· Kekurangan darah atau cairan ( luka atau muntaber )
· Luka bakar yang luas
· Nyeri yang hebat
· Tidak tahan obat atau bahan kimia tertentu
Gejala pragugat :
· Pucat
· Kulit basah dan dingin
· Nadi hampir tidak terasa tapi cepat
· Gelisah dan bimbang
Gejala gugat :
· Sangat pucat
· Mata terlihat cekung
· Nafas cepat dan tidak teratur
· Nadi sulit untuk dirasakan dan cepat
Pertolongan :
· Korban dibawa ke tempat yang teduh dan aman
· Tidurkan dalam posisi telentang tanpa bantal ( kecuali jika kepalanya terluka, harus lebih tinggi )
· Jika dalam keadaan tidak sadar, kepala dimiringkan
· Luruskan kaki dan tangan, pakaian dilepaskan jika basah, jika suhu tubuh dingin segera diselimuti
· Tenangkanlah dan usahakan badan tetap hangat
· Segera panggil dokter dan bawa ke rumah sakit
· Berikan oralit jika muntaber
c. Pingsan
Fungsi otak terganggu sehingga hilang kesadaran.
Penyebab yang cukup bahaya :
· Benturan kepala atau pendarahan otak atau gegar otak
· Kekurangan oksigen dalam darah
· Kehilangan banyak darah
· Keracunan
· Kepanasan atau kedinginan
· Terkena sengatan listrik
· Karena kambuhnya penyakit
· Step, disertai suhu tinggi pada anak-anak
Penyebab yang kurang bahaya adalah epilepsi dengan denyut nadi normal.
Penyebab yang tidak bahaya adalah histeris dan pura-pura.
Gejala :
· Tidak sadarkan diri
· Tidak bereaksi terhadap rangsang
· Berbaring tidak bergerak, kadang gelisah
· Nafas dan denyut nadi ada dan biji mata tidak bergerak
· Tidak merasakan sakit
Pertolongan :
· Korban dibawa ke tempat yang teduh, segar dan aman
· Kepala ditinggikan jika muka merah dan direndahkan jika muka pucat
· Kepala dimiringkan agar isi mulut mengalir keluar
· Isi mulut dikeluarkan
· Pakaian yang menjepit dilonggarkan
· Jika korban kedinginan, diselimuti dan dijaga agar tidak merasa kepanasan
· Jangan diberi makan atau minum
· Jangan ditinggal seorang diri terutama jika gelisah
· Sadarkan dengan bau-bauan yang menyengat
· Segera dibawa ke rumah sakit
d. Mati suri
Keadaan lanjut dari pingsan ( antara pingsan dan mati ). Pernafasan tidak nampak, denyut nadi tidak terasa, biji mata melebar dan tidak berekasi terhadap sinar, muka pucat kebiruan.
Penyebab :
· Tidak dapat bernafas ( paru-paru kurang oksigen ), karena tenggelam, tertimbun tanah, tercekik dan sebagainya.
· Terkena gas beracun
· Terkena sengatan listrik atau petir
Pertolongan :
· Pindahkan korban dari tempat yang berbahaya atau bebaskan dari penyebab kejadian
· Hilangkan sebab-sebab mati
· Lakukan metode ABC ( air way cleaning, breath helping, circulation )
· Segera panggil dokter atau bawa ke rumah sakit
e. Penyakit pegunungan
Semakin tinggi suatu tempat, semakin berkurang kadar oksigen dan hal ini akan berpengaruh pada tubuh seseorang.
Penyakit pegunungan akut :
· Gejala : Penderita merasa pusing, letih, mengantuk, mual, pucat, dan sesak nafas, yang berlanjut menjadi tubuh panas, gelisah, telinga mendengung, sukar berkonsentrasi dan tidur.
· Pertolongan : Istirahat yang cukup, gejala akan hilang setelah 24 sampai 48 jam. Jika tidak berubah, bawa ke tempat yang lebih rendah.
· Pencegahan : Sebelum mendaki sebaiknya istirahat yang cukup. Makan jangan terlalu kenyang, kurangi merokok dan minum alkohol.
Penyakit pegunungan yang disertai kelainan paru-paru :
· Gejala akan terasa pada ketinggian di atas 3.000 mdpl dan muncul 6 sampai 36 jam setelah tiba di tempat. Gejalanya meliputi batuk kering, sesak nafas, bahkan batuk darah, denyut nadi cepat, muka pucat, dan nadi membiru, lalu pingsan.
· Pertolongan : Baringkan dengan kepala lebih rendah, berikan nafas buatan jika perlu, bawa ke tempat yang lebih rendah, dan segera bawa ke rumah sakit.
3. Gangguan khusus atau lokal
Gangguan lokal adalah rasa sakit hanya pada sekitar anggota tubuh yang sakit. Diantaranya adalah :
a. Luka
Jaringan kulit yang robek, putus atau rusak karena sesuatu.
Dasar pertolongan :
· Hentikan pendarahan
· Cegah infeksi
· Cegah kerusakan lebih lanjut
· Gunakan cara yang memudahkan dan mempercepat penyembuhan
b. Luka bakar
Kerusakan jaringan tubuh karena panas, disebabkan oleh sentuhan intensif antara tubuh dengan benda panas lebih dari 60°C.
Macam luka bakar :
· Tingkat 1 : pada lapisan atas kulit ari, warna kemerahan
· Tingkat 2 : pada kulit ari, ada gelembung berisi cairan
· Tingkat 3 : pada kulit jangat, warna hitam, keputihan
· Tingkat 4 : pada kulit ikat atau lebih
Menghitung luas permukaan tubuh yang terbakar :
Bagian tubuh | Bayi | Anak | Dewasa |
Kepala | 4 x 5% | 4 x 5% | 9% |
Lengan kanan dan kiri | 2 x 2 x 5% | 2 x 2 x 5% | 2 x 1 x 9% |
Badan depan dan belakang | 2 x 4 x 5% | 2 x 3 x 5% | 2 x 2 x 9% |
Kaki kanan dan belakang | 2 x 2 x 5% | 2 x 3 x 5% | 2 x 2 x 9% |
Alat kelamin | - | - | 1% |
Pembagian :
· Ringan :
- Tingkat 1
- Tingkat 2 kurang dari 15%
- Tingkat 2 kurang dari 25%
· Sedang :
- Tingkat 2 antara 15% - 25%
- Tingkat 3 antara 2% - 10%, kecuali muka
· Berat :
- Tingkat 2 lebih dari 25%
- Tingkat 3 lebih dari 10%
- Tingkat 4 luka bakar disertai trauma jalan nafas, pencernaan atau patah tulang
Pertolongan :
· Jauhkan sumber panas dari tubuh
· Ooleskan obat sejenis lemak, boozalf, levertranzaf yang steril
· Dibalut longgar
· Beri minum sebanyak-banyaknya dan jangan sampai kedinginan
· Segera bawa ke rumah sakit
c. Patah tulang
Putusnya tulang baik seluruhnya ataupun sebagian. Pertolongan yang dilakukan akan sangat berarti karena mencegah hilangnya anggota badan.
Macam :
· Patah tulang terbuka, tulang yang paatah menonjol ke luar atau ada luka di luar. Tulang tersebut berhubungan dengan udara luar.
· Patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak burhubungan langsung dengan udara luar.
Tanda :
· Bagian yang patah tidak bisa digerakkan
· Rasa sakit akan bertambah jika tersentuh atau digerakkan
· Bentuknya lain dari bentuk biasanya
· Sekitarnya bengkak atau kebiruan
· Patah terbuka akan terlihat jelas
Pertolongan :
· Pada patah tulang terbuka, pakaian harus dibuka atau dirobek. Pada patah tulang tertutup, pakaian yang menutupi tidak perlu dibuka
· Lakukan penasatan jika pendarahan
· Luka ditutupi kain kassa steril dan dibalut
· Lakukan pembidaian yang memenuhi persyaratan
· Yang patah ditinggikan
· Segera dibawa ke rumah sakit
Prinsip pembidaian :
· Di tempat anggota tubuh yang cidera, korban jangan dipindahkan terlebih dahulu sebelum dibidai
· Pembidaian dilakukan pada persangkaan patah tulang, tidak perlu dipastikan terlebih dahulu
· Sendi atas dan bawah tulang yang patah harus dibidai
Tujuan bidai :
· Mencegah peregerakan atau pergeseran tulang yang patah
· Memberi istirahat pada tulang yang patah
· Mengurangi rasa sakit
· Mempercepat penyembuhan
Syarat bidai :
· Harus menjangkau dua sendi atau lebih
· Harus pipih, lunak, lembut tetapi kaku
· Harus diberi alas
· Ikatan berjumlah cukup dan tidak terlalu ketat atau longgar
d. Luka gigitan ular
Gejala akibat bisa ular golongan colubrida :
· Gangguan syaraf
· Sesak nafas
· Tempat gigitan tidak begitu nyeri
· Mematikan
Gejala akibat bisa ular golongan viperida :
· Tempat bekas gigitan terasa nyeri dan bengkak
· Di seluruh tubuh timbul bercak
· Dapat menimbulkan batuk darah, kencing darah, trombonitas
e. Luka gigitan selain ular
Dikhawatirkan mengandung virus rabies yang terdapat pada liur binatang penggigit. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Jika luka biasa dijilat atau terkena liur binatang ini, dianggap sebagai luka gigitan. Bahaya lain adalah mengandung tetanus.
Pertolongan :
· Keluarkan sedikit darah dari luka
· Bersihkan dengan Lysol 0,5%
· Obati dengan antiseptic
· Tutup[ luka dengan kassa steril
· Segera bawa ke rumah sakit
4. Keracunan
Masuknya zat yang berbahaya bagiu tubuh ke dalam jaringan tubuh.
- Melalui jalan nafas :
Golongan racun :
· Mencekik pernafasan
· Membengkakkan dan mengeluarkan cairan selaput lender, sehingga menyumbat aliran darah
· Mempengaruhi susunan syaraf
Gejala :
· Banyak keluar air mata
· Banyak keluar air liur
· Batuk dan sakit kepala
· Badan lemas
· Pingsan
Pertolongan :
· Bawa korban ke tempat aman
· Baringkan dan selimuti korban
· Lakukan pertolongan seperti pedoman
- Melalui kulit, mudah terserap ke pembuluh darah jika kulit panas sehingga pembuluh darah melebar.
Pertolongan :
· Pakaian yang terkena racun dilepas
· Bagian tubuh yang terkena racun disiram air terus-menerus
- Melalui makanan, ada dua macam racun dan pertolongannya, yaitu :
1. Racun yang merusak selaput lendir
Gejala :
· Rasa terbakar pada selaput lendir mulut, kerongkongan, dan lambung
· Selaput lendir melepuh
· Lepuhan selaput lender dapat menyumbat jalan nafas
Pertolongan :
· Bersihkan mulut dari sisa racun
· Jika sadar, korban diberi minum setengah liter air atau susu untuk melemahkan daya kerja racun
· Usahakan agar muntah, tetapi jika lebih dari 30 menit, jangan diusahakan untuk muntah karena dapat merobek saluran pencernaan
· Diberi minum yang mengandung garam oralit
· Segera dibawa ke rumah sakit
2. Racun yang tidak merusak selaput lendir
Gejala racun berlainan satu sama lain.
Pertolongan :
· Jika korban sadar, usahakan agar muntah
· Diberi minum air yang mengandung 50 gr garam norit
· Segera dibawa ke rumah sakit
Catatan :
· Keracunan fosfor, jangan diberi minum susu atau lemak karena lemak dapat melarutkan fosfor sehingga mudah terserap darah
· Jika korban tidak sadar atau jantung lemah, jangan diusahakan untuk muntah
· Muntahan atau sisa racun agar disimpan untuk ditunjukkan kepada dokter atau polisi
Pedoman Untuk Memudahkan Petugas atau Penolong
- Pada setiap kecelakaan, ada beberapa tantangan yang selalu perlu diperhatikan sebelum mendapat peretolongan pertama
- Untuk memudahkan penolong, dikembangkan istilah PATUT, yang sekaligus sebagai pedoman dalam menentukan sikap dan tindakan yangf harus dikerjakan pada setiap kecelakaan, yaitu :
P : Penolong mengamankan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum bertindak
A : Amankan korban dari tempat atau gangguan sekitar kecelakaan, sehingga terbebas dari bahaya
T : Tandailah tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat tersebut ada kecelakaan atau bahaya
U : Usahakan segera menghubungi ambulance, dokter, rumah sakit atau pihak yang berwajib
T : Tindakan pertolongan pertama ( P3K ) terhadap korban dalam urutan yang paling tepat
Tingkat Kesadaran pada Manusia
- Cosmosmentis ( normal ) : manusia mengalami keadaan sadar sepenuhnya
- Apatis : seorang lebih bersifat masa bodoh
- Somnolent : penderita merasa mengantuk walaupun bisa dirangsang
- Soporous : penderita masih mengorok meskipun sudah dirangsang
- Soporokome : tekanan darah penderita lebih panas jika dibandingkan pada tingkat soporous dan rangsang-rangsang nyeri hanya dapat dijawab dengan gerak reflek yang stereotif
- Koma, ada dua yaitu :
· Koma, dimana alat yang merupakan fungsi vital dari penderita masih baik dan masih dapat ditolong
· Koma dalam, dimana irama nafas dan jalan nafas penderita sudah tidak teratur, yang menandakan bahwa fungsi vitalnya terganggu
Jenis Kecelakaan dan Pertolongannya :
- Trauma ( luka akibat benturan )
a. Lecet : hanya kulit bagian luar yang terkelupas.
Pertolongan : bersihkan luka dengan refanol atau air bersih lalu ditutup dengan pembalut
b. Pendarahan
· Tertutup ( pendarahan di bawah kulit )
Indikasi : dari luar kulit tampak biru dan bengkak.
Pertolongan : kompres dengan air dingin pada dua jam pertama untuk menghentikan pendarahan kemudian kompres dengan air panas.
· Terbuka
Jenisnya : Pendarahan arteri atau nadi besar, Pendarahan vena atau balik, dan Pendarahan kapiler.
Pertolongan :
- Tekan pada bagian yang luka dan pada bagian di atas luka yang terjadi pendarahan dengan segera.
- Tidur dengan kepala yang lebih rendah kecuali bila pendarahan di kepala atau sesak nafas.
- Tinggikan anggota badan yang berdarah. Tekan pembuluh nadi diantara tempat pembuluh darah dan jantung.
- Jika darah terus keluar maka lakukan torniket beberapa cm di atas luka. Torniket harus dibuka 20 menit sekali.
c. Fraktur
Yaitu retak atau putusnyatulang baik sebagian atau seluruhnya.
Jenisnya :
· Fraktur tertutup : patah tulang tanpa disertai pendarahan terbuka, bagian yang patah membengkak, kulit kebiru-biruan, nyeri dan terjadi perubahan bentuk serta gangguan gerak.
· Fraktur terbuka : patah tulan yang disertai pendarahan luar atau tulang sampai mencuat keluar.
Pertolongan :
· Mencegah pendarahan pada fraktur tertutup dan menghentikan pendarahan pada fraktur terbuka.
· Mencegah infeksi dengan menutup luka.
· Jangan mencoba meluruskan atau menggerakkan bagian yang luka. Lakukan pembidaian agar menghentikan gerak dua sendi di atas dan di bawah luka.
d. Terkilir
Yaitu robeknya atau putusnya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi terenggang atau melebihi batas normal.
Indikasi : nyeri pada pergerakan, bengkak, warna kulit merah kebiruan karena pembuluh darah di sekitar sendi terputus.
Pertolongan : tinggikan daerah cidera, kompres dengan air panas, balut dan istirahatkan.
- Penyakit pegunungan
a. Mountain sickness
Kumpulan gejala fisik dan psikologi yang mulai terjadi dan dirasakan ketika berada di atas ketinggian 1.500 s.d. 2.000 mdpl.
Penyebab : kurangnya oksigen yang dihirup oleh korban.
Indikasi : mual, muntah, nafas, tersengal-sengal, pucat, pusing, dan nafsu makan turun.
Pertolongan : korban diistirahatkan sambil berusaha mempercepat pernafasan agar oksigen yang terhisap lebih banyak. Jika masih bisa jalan harus pelan-pelan dan istirahatkan setiap langkah untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Jika belum berhasil, sebaiknya membawa korban ke bagian yang lebih rendah.
b. Prosbite ( kekakuan atau membekunya anggota badan )
Ada dua jenis prosbite :
· Prosbite permukaan : yang terkena hanya permukaan kulit dan sebagian lapisan di bawahnya.
Indikasi : kulit terasa keras, berwarna abu-abu putih, dan terasa sakit.
Pertolongan : letakkan bagian tubuh yang sakit di atas bagian tubuh yang hangat, jangan menggosok-gosokkan karena akan mudah memeatikan jaringan, dapat direndam dalam air hangat dan berikan makanan dan minuman yang hangat sambil menggerak-gerakkan bagian yang sakit tersebut.
· Prosbite dalam : yang terkena selaian kulit juga tulangnya.
Indikasi : seluruh bagian yang terkena akan terasa keras dan kaku.
Pertolongan : seperti yang dilakukan pada prosbite permukaan dengan lebih intensif dan steril.
c. Exposure
Keadaan kelelahan fisik dan mental yang disebabkan lingkungan. Jenisnya :
· Hypothermis : korban mengalami kedinginan akibat kehilangan panas tubuh lebih cepat daripada panas tubuh yang dihasilkan.
Indikasi : gigi gemeretak, langkah lambat, kaku dan tidak stabil, otot melemah, penurunan mental.
Pertolongan : beri perlindungan dan makanan hangat, pindahkan korban ke tempat yang aman, beri pakaian hangat.
· Heat stroke : melemahnya kondisi tubuh yang disebabkan karena suhu yang tinggi, pemasukan cairan kurang, berada di tempat panas yang lama, berolah raga berlebihan.
Indikasi : sangat haus, keringat berkurang, sesak nafas, sakit kepala, dehidrasi, dan penurunan kesadaran.
Pertolongan : bawa ke tempat yang teduh, dinginkan kepala korban dan beri air minum yang dingin.
· Snow blindness : kebutaan yang terjadi akibat pantulan cahaya salju terhadap sinar ultraviolet.
Indikasi : mata terasa kering dan seperti berpasir, air mata berlebihan, perih jika mata digerakkan, kelopak mata membengkak dan berwarna merah.
Pertolongan : kompres mata dengan air dingin dan sebaiknya dilakukan pembalutan, jangan menggosok-gosokkkan mata karena akan menambah parah.
- Luka bakar
Prinsip pengobatan :
· Mencegah dan mengobati shock ( pada luka bakar yang luas )
· Mengurangi rasa sakit
· Mencegah infeksi
Prosedur tindakan :
· Segera rendam dalam air es atau air dingin ( kompres dingin ), sampai rasa sakit hilang.
· Untuk mencegah infeksi :
- Tutup luka dengan kassa steril
- Jangan mengelupas bagian yang melepuh
- Lakukan tindakan dengan steril mungkin
· Jika luka luas dan terjadi dehidrasi, dapat diatasi dengan member minum sebanyak mungkin.
- Gangguan umum
a. Lena ( collaps )
Yaitu keadaan kesadaran berkurang, lena ini tanpa pertolongan ada yang dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi ada juga jika tidak segera ditolong korban akan pingsan.
Penyebab :
· Tidak kuat karena panas matahari
· Berada di dalam ruangan dengan banyak orang
· Terlalu letih
· Banyak mengeluarkan keringat
Gejala objektif ( dapat dilihat dari luar ) :
· Muka terlihat pucat, biru atau merah
· Lemas dan terjatuh
· Ketika ditanya, jawaban tidak jelas
Gejala subyektif ( dirasakan oleh korban atau penderita ) :
· Penglihatan berkunang-kunang
· Kepala terasa pusing
· Mual atau ingin muntah
Pertolongan :
· Angkat korban ke tempat yang aman dan teduh
· Tidurkan telentang tanpa bantal, jika muka pucat, kakinya diangkat dan jika muka merah, kepala diganjal dengan bantal
· Longgarkan semua pakaian yang menyempitkan, berikan air dingin atau lap badannya dengan kain basah yang diperas terlebih dahulu, panaskan badannya dengan selimut
· Segera bawa ke rumah sakit atau dokter jika belum bisa diatasi
b. Gugat ( shock )
Adalah suatu keadsaan yang dapat mengancam kehidupan, dimana otak dan alat vital lainnya mengalami kekurangan darah oleh berbagai sebab.
Penyebab :
· Kekurangan darah atau cairan ( luka atau muntaber )
· Luka bakar ayng hebat atau luas
· Nyeri yang hebat
· Sangat terkejut atau ketakutan ketika badan lemah
· Tidak tahan terhadap obat atau bahan kimia
Prioritas pertolongan :
Pada korban dengan gangguan pernafasan dan kesadaran perlu mendapat perhatian atau perlu diberikan pertolongan pertama terlebih dahulu, jika perlu beri nafas buatan.
Tindakan pertolongan :
Usahakan korban secepatnya dibawa ke rumah sakit, sambil melakukan tindakan pertolongan diantara lokasi gangguan yang ada dengan urutan yang tepat.
c. Pingsan
Adalah keadaan dimana kesadaran hilang sama sekali. Penderita atau korban tidak merasa sakit jika dicubit atau ditusuk dan tidak menyahut jika dipanggil.
Penyebab :
· Lanjutan dari lena atau collaps
· Luka berat di kepala
· Gegar otak
· Keracunan alcohol yang berat
· Tubuh lemah, kurang latihan, perut kosong
Penggolongan :
· Kesadaran berkurang
· Kesadaran hilang
Prioritas pertolongan :
· Korban tidak sadar dengan gangguan pernafasan
· Korban yang kesadarannya hilang
Tindakan pertolongan
· Tindakan umum :
- Angkat korban ke tempat yang teduh dan baik sirkulasi udaranya
- Tidurkan telentang, tanpa bantal jika muka pucat atau biru, atau jika muka merah gunakan alas bantal
- Longgarkan semua pakaian yang menyempitkan
· Kesadaran berkurang
- Beri selimut agar badannya hangat
- Bila perlu beri minuman hangat dan manis
- Segera kirim ke rumah sakit atau dokter
· Kesadaran hilang
- Bila korban muntah, letakkan kepalanya dalam keadaan miring untuk mencegah muntahan atau cairan masuk ke paru-paru ( ingat posisi miring paling aman )
- Kirim korban segera ke rumah sakit atau dokter
d. Mati suri
Adalah keadaan yang menyerupai seorang yang telah mati, tetapi belum ditemukan tanda-tanda kematian yang pasti.
Penyebab :
· Kelanjutan dari pingsan
· Jalan nafas tersumbat
· Karena terkena sengatan listrik yang tinggi atau tersambar petir
· Keracunan karena hawa asap mobil ( koolmonoxyde ) atau gas beracun
Gejala :
· Tidak sadar
· Denyut jantung dan denyut nadi tidak terasa
· Gerakan pernafasan tidak kelihatan
· Kadang-kadang disertai gigi rapat, mukanya menyeringai, mata melotot, dan otot hampir seluruhnya kaku ( kejang ) jika terdapat sumbatan pernafasan
Pertolongan :
· Satu-satunya cara untuk menolong penderita dalam keadaan mati suri adalah dengan cara memberikan nafas buatan. Hal ini dilakukan terus-menerus sampai orang tersebut hidup kembali, atau sampai ada tanda-tanda kematian.
· Jika korban sudah sadar kembali, segera berikan pertolongan selanjutnya.
· Jika ternyata sudah meninggal, rawatlah sepatutnya bagaimana merawat orang meninggal.
Tanda-tanda kematian :
Pengertian seseorang dinyatakan mati apabila telah timbul tanda-tanda lebam mayat atau kaku mayat di badannya. Gejalanya :
· Lebam mayat mulai timbul setelah 2 jam meninggal, tanda-tanda ini akan lengkap keseluruhannya setelah 6 atau 8 jam meninggal dan terlihat pada bagian terendah dari badan sesuai dengan posisi mayat.
· Kaku mayat mulai timbul di rahang bawah 2 jam setelah meninggal dan tanda-tanda ini akan sempurna 6 atau 8 jam setelah meninggal.
- Tenggelam
Tenggelam dapat terjadi di laut maupun di air tawar yang dapat menyebabkan kematian. Pertolongan harus diberikan sesegera mungkin. Bahaya yang mungkin terjadi adlah masuknya air ke paru-paru, jika masuk ke lambung tidak terlalu membahayakan.
Pertolongan :
· Korban dalam keadaan sadar
Bawa korban ke darat. Istirahatkan di tempat yang cukup lapang sehingga bisa bernafas dengan oksigen yang cukup. Tidak perlu memaksakan untuk memuntahkan air yang tertelan. Jika lambung terlalu penuh biasanya air akan termuntahkan dengan sendirinya. Baringkan korban dengan posisi miring mantap sehingga jika muntah air tidak masuk ke paru-paru.
· Korban dalam keadaan tidak sadar
Jika korban tidak sadar dan tidak bernafas, berikan nafas buatan seseringf mungkin sambil dibawa ke darat. Kemudian dilanjutkan dengan resusitasi jantung paru.
- Kecelakaan akibat gigitan binatang
a. Gigitan ular
Pada ular berbisa bekas gigitan terlihat jelas dan tajam.
Indikasi : terjadi luka, jika ular beracun maka akan terlihat bercak-bercak darah sampai terlihat kebiruan, suhu badan menurun, sulit bernafas, dan dapat terjadi shock.
Pertolongan : tenangkan korban, letakkan bagian luka lebih rendah dari jantung, balut dan tekan di atas luka untuk memperlambat aliran darah atau dapat langsung ditorniket pada luka, diiris dengan pisau steril tepat di bekas luka berbentuk silang sedalam 0,5 cm. Melalui irisan tersebut racun dapat dihisap melalui mulut untuk dibuang.
b. Gigitan serangga
- Kalajengking
Indikasi : dapat timbul bercak-bercak darah di bawah kulit, mengeluarkan keringat berlebihan, sakit, merah, bengkak disertai panas di tempat gigitan.
- Laba-laba berbisa
Indikasi : rasa kaku pada otot badan dan dinding perut, rasa panas, sakit kepala, kelopak mata dapat bengkak.
- Lipan atau kelabang
Indikasi : badan terasa panas dingin, rasa nyeri hebat di bekas gigitan, luka kebiruan sampai menghitam.
Pertolongan : immobilisasi pada daerah yang terkena gigitan, balut tekan, kompres dengan air dingin, cuci dengan antiseptic, dan beri penawar racun.
c. Gigitan anjing atau kera
Indikasi : terjadi luka, memar, setelah 20 sampai 90 hari terjadi drophobia, kaku otot punggung, kejang-kejang.
Pertolongan : pada waktu tergigit ( baru ) luka langsung dibersihkan, dicuci dengan air sabun selama 5 sampai 10 menit, luka jangan dijahit, beri obatr penawar nyeri dan segera bawa ke dokter.